Laman

Rabu, 22 Mei 2013

Prasasti Batu Bertulis Nanga Mahap Masih Penuh Misteri

Keberadaan sebongkah batu dengan volume lebih kurang 38 meter kubik di atas permukaan tanah ini memang menyimpan banyak misteri. Batu yang pernah diteliti oleh tim Puslitar dari Jakarta tahun 1982 lampau ini berukirkan ornamen berupa barisan keris (?) dan tulisan menggunakan huruf palawa, sehingga dapat diperkirakan bahwa batu tersebut diukir pada kisaran tahun 650 Masehi pada masa akhir Hindu dan awal Buddha. Tulisan itu sendiri menggunakan bahasa sankskerta dan belum pernah dipublikasikan terjemahannya. 

Batu yang kemudian dikenal sebagai Prasasti Batu Bertulis ini ditemukan di Kampung Pait, Desa Sebabas, Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau, Provinsi Kalimantan Barat. Yang mencengangkan bahwa batu tersebut berdiri tunggal di kawasan tersebut. Tak nampak batu-batu lain di sekitarnya. Dan lebih mengherankan lagi, tidak ada satupun kerajaan Hindu atau Budha di belantara ini pun dalam radius ratusan kilometer. Bahkan Kerajaan Kutai yang merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia terletak nun jauh di sebelah timur pulau Kalimantan ini. 

Batu penuh misteri di tengah belantara

Boleh jadi batu ini adalah satu-satunya batu bertulis (prasasti) di Kalimantan selain Prasasti Kutai yang terkenal itu. Dapat dipastikan bahwa batu ini tidak diukir oleh penduduk kampung, mengingat Suku Dayak yang bermukim di sekitar Batu Bertulis tidak memiliki budaya atau ketrampilan mengukir batu, apalagi menurut tetua kampung, pada saat kampung mereka dibuka, batu berikut ukirannya sudah berdiri di sana. Maklum saja, pada jaman dahulu suku Dayak memang suka berpindah tempat mengikuti pembukaan ladang mereka yang juga berpindah-pindah. 

Lantas siapa yang mengukirnya?. Dengan maksud apa? Mengapa harus terletak jauh dari tempat asal mereka? Apa makna dari ukiran dan tulisan di batu tersebut?. Agaknya Prasasti Batu Bertulis Kampung Pait masih akan menyimpan misterinya sendiri. 

Bagi anda yang tertarik untuk melakukan penelitian atau sekedar berkunjung, Prasasti peninggalan Kerajaan Hindu di tanah air ini terletak di Kampung Pait,Kecamatan Nanga Mahap. Dari kota Sekadau menempuh perjalan darat dengan kendaraan roda empat sejauh 60 km menuju ibukota kecamatan Nanga Mahap,setelah itu perjalanan dilanjutkan sekitar 18 km menuju lokasi menggunakan kendaraan roda dua melewati jalan sirtu dan rabat beton.

Replika di Museum Pontianak

Namun jika anda belum mempunyai rencana atau waktu untuk berkunjung, maka anda dapat melihat Replika Parasati Batu Bertulis Kampung Pait di Plaza Museum Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. koleksi pribadi

Definisi Energi Hijau

Definisi energi hijau paling sederhana adalah energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau "hijau") dibandingkan dengan bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam).

Karena itulah energi hijau mencakup semua sumber energi terbarukan (surya, angin, panas bumi, biofuel, tenaga air), dan menurut definisi juga harus mencakup energi nuklir meskipun ada banyak penggiat lingkungan yang menentang gagasan mengenai energi nuklir masuk ke dalam energi hijau karena nuklir memiliki masalah limbah, dan efeknya yang berbahaya terhadap lingkungan.

Terminologi energi hijau diciptakan untuk memisahkan bahan basar fosil yang mengakibatkan tingkat polusi yang tinggi dengan bahan bakar lainnya yang mengakibatkan polusi lebih rendah dan ramah lingkungan seperti pada sumber energi terbarukan. Perubahan iklim telah menjadi ancaman global, dan dunia perlu menemukan pilihan energi bersih (lebih sedikit emisi), dan dengan demikian energi hijau penting untuk terus berkembang.

Energi hijau masih tidak cukup kuat untuk bersaing dengan bahan bakar fosil. Hal ini terutama karena energi hijau masih menjadi pilihan energi yang secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan bahan bakar fosil, dan dengan demikian banyak negara, terutama negara berkembang, tetap menggunakan bahan bakar fosil yang lebih murah seperti batubara.

Istilah energi hijau tidak hanya mencakup sumber energi terbarukan tetapi dapat diperluas untuk mencakup konservasi energi (contohnya energi hijau juga dipakai untuk menyebut bangunan yang dibangun dengan cara agar tetap dingin di siang hari dan tetap panas di malam hari melalui desain arsitektur yang tidak mengandalkan AC atau sistem pemanas ruangan).

Promosi energi hijau tidak hanya dengan menggunakan sumber energi terbarukan di tahun-tahun mendatang, tetapi juga untuk membuat dominasi teknologi bahan bakar fosil saat ini menjadi lebih hijau dan mengurangi tingkat polusi (seperti teknologi batubara bersih).

Istilah energi hijau kadang-kadang diidentifikasikan dengan istilah energi berkelanjutan, tetapi hal ini tidak sepenuhnya benar karena energi yang berkelanjutan juga mencakup teknologi untuk meningkatkan efisiensi energi. Energi hijau tidak mengacu pada efisiensi sumber energi terbarukan tetapi hanya menekankan pada dampak positif mereka terhadap lingkungan (dibandingkan dengan bahan bakar fosil).

source:  indoenergi