Rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah pada tanggal 1 April besok sungguh memusingkan semua pihak. Karena di negeri ini, kenaikan harga BBM hampir pasti diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya termasuk di sektor jasa. Ini berarti akan ada beban tambahan bagi masyarakat, daya beli menurun sementara penghasilan tidak bertambah, sehingga mahasiswa dan rakyat merasa perlu turun ke jalan melakukan demontrasi untuk menolak kenaikan harga BBM di seluruh penjuru negeri. Sementara di pihak pengambil kebijakan, pemerintah katanya juga serba salah antara pentingnya menaikkan harga BBM dengan kemampuan APBN yang katanya kewalahan akibat bertambahnya beban subsidi BBM akibat meroketnya harga minyak dunia. Walahualam!
Terlepas dari hal tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat tengah mengembangkan inovasi teknologi tepat guna mengganti bahan bakar bensin ke bahan bakar gas perahu bermotor nelayan. "Kami membentuk tim mengembangkan teknologi tepat guna mengkonversi minyak bensin ke gas. Mesin yang kita kembangkan ini menggunakan dua bahan bakar yang dapat dipilih sendiri oleh masyarakat. Jadi mesinnya bisa menggunakan bahan bakar bensin, bisa juga bahan bakar gas,” kata Kepala Bidang Ikan Tangkap, Dinas Perikanan dan Kelautan Kubu Raya, Jemain, Senin (Equator, 12/3).
Test drive oleh Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan |
Pengembangan mesin tersebut, menurutnya, sengaja dilakukan Pemerintah Kubu Raya untuk mengurangi beban nelayan dan masyarakat yang menggunakan transportasi air. "Dengan menggunakan bahan bakar gas, nelayan dan masyarakat bisa menghemat empat kali lipat biaya yang dikeluarkan. Selain itu, juga mengurangi emisi gas, karena mesin yang menggunakan bahan bakar gas ini sama sekali tidak mengeluarkan asap. Berbeda jika menggunakan mesin dengan bahan bakar bensin dan solar," jelasnya.
Ketua tim pengembangan, Amin mengatakan, pihaknya sengaja mengembangkan mesin sampan bermotor menggunakan bahan bakar gas didorong keprihatinan masih banyak nelayan yang terbebani dengan mahalnya harga bahan bakar. "Awalnya kita prihatin karena hasil tangkap masyarakat nelayan yang kecil harus diberatkan dengan mahalnya harga bahan bakar minyak. Sekarang terserah nelayan, karena mesin ini bisa menggunakan dua bahan bakar sekaligus," kata Amin.
Dengan bahan bakar gas, nelayan bisa menghemat pengeluaran. Satu tabung gas 3 kg bisa digunakan untuk perjalanan selama 10 jam dengan jarak tempuh lebih dari 20 kilometer. Tim yang dipimpinnya sudah melakukan riset untuk pengembangan mesin tersebut selama enam bulan dan sudah melakukan beberapa kali uji coba dan hasilnya sangat memuaskan.
Sementara, Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan mengatakan, pengembangan mesin berbahan bakar gas itu dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat kecil, khususnya para nelayan kecil yang selama ini terus terbebani dengan mahalnya harga BBM.
Narasumber : Equator.com