Keberadaan sebongkah batu dengan volume lebih kurang 38 meter kubik
di atas
permukaan tanah ini memang menyimpan banyak misteri. Batu yang pernah
diteliti
oleh tim Puslitar dari Jakarta tahun 1982 lampau ini berukirkan ornamen
berupa
barisan keris (?) dan tulisan menggunakan huruf palawa, sehingga dapat
diperkirakan bahwa batu tersebut diukir
pada kisaran tahun 650 Masehi pada masa akhir Hindu dan awal Buddha.
Tulisan
itu sendiri menggunakan bahasa sankskerta dan belum pernah
dipublikasikan
terjemahannya.
Batu yang kemudian dikenal sebagai Prasasti Batu Bertulis ini ditemukan
di
Kampung Pait, Desa Sebabas, Kecamatan Nanga Mahap, Kabupaten Sekadau,
Provinsi
Kalimantan Barat. Yang mencengangkan bahwa batu tersebut berdiri tunggal
di
kawasan tersebut. Tak nampak batu-batu
lain di sekitarnya. Dan lebih mengherankan lagi, tidak ada satupun
kerajaan
Hindu atau Budha di belantara ini pun dalam radius ratusan kilometer.
Bahkan Kerajaan Kutai yang merupakan kerajaan
Hindu tertua di Indonesia terletak nun jauh di sebelah timur pulau
Kalimantan
ini.
Batu penuh misteri di tengah belantara
Boleh jadi batu ini adalah satu-satunya batu bertulis (prasasti) di
Kalimantan selain Prasasti Kutai yang terkenal itu.
Dapat dipastikan bahwa batu ini tidak diukir
oleh penduduk kampung, mengingat Suku Dayak yang bermukim di sekitar
Batu Bertulis tidak memiliki budaya atau ketrampilan mengukir batu,
apalagi menurut tetua kampung, pada saat kampung mereka dibuka, batu
berikut ukirannya sudah berdiri di sana. Maklum saja, pada jaman dahulu
suku Dayak memang suka berpindah tempat mengikuti pembukaan ladang
mereka yang juga berpindah-pindah.
Lantas siapa yang mengukirnya?. Dengan maksud apa? Mengapa harus
terletak jauh dari tempat asal mereka? Apa makna dari ukiran dan tulisan
di batu tersebut?. Agaknya Prasasti Batu Bertulis Kampung Pait masih
akan menyimpan misterinya sendiri.
Bagi anda yang tertarik untuk melakukan penelitian atau sekedar
berkunjung, Prasasti peninggalan Kerajaan Hindu di tanah air ini
terletak di Kampung Pait,Kecamatan Nanga Mahap. Dari kota Sekadau
menempuh perjalan darat dengan kendaraan roda empat sejauh 60 km menuju
ibukota kecamatan Nanga Mahap,setelah itu perjalanan dilanjutkan sekitar
18 km menuju lokasi menggunakan kendaraan roda dua melewati jalan sirtu
dan rabat beton.
Namun jika anda belum mempunyai
rencana atau waktu untuk berkunjung, maka anda dapat melihat Replika
Parasati Batu Bertulis Kampung Pait di Plaza Museum Pontianak, Provinsi
Kalimantan Barat.
koleksi pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar